Berbagi cerita perjalanan ke timor leste | ada yang pernah denger negara timor leste? saya rasa hampir seluruh warga negara indonesia tahu bahwa timor leste dulunya adalah bagian dari indonesia yang kemudian melepaskan diri. Para pembaca kepalanya sudah ada yang pusing? apa karena berpikir saya akan bercerita tentang sejarah? tenang aja, penulis bukan ahli sejarah kok, dan tidak berminat menulis sejarah, jadi saya akan berbagi cerita saja karena pernah satu tahun ditugaskan di timor leste. Terus kalau ingin melakukan perjalanan kesana harus naik kendaraan apa? gampang kok kalau mau kesana, bisa pakai jalur udara, darat maupun jalur laut. Supaya nggak bingung, saya akan bahas satu persatu:
- Timor leste dapat dicapai melaui jalur udara via pesawat terbang, sekitar 2 tahun lalu masih ada merpati air yang terbang dari jakarta lalu transit di denpasar kemudian terbang kembali menuju dili- timor leste, namun kerna suatu hal merpati air pun sudah tidak beroperasi, sebagai gantinya ada maskapai sriwijaya air
- Timor leste bisa dijapai melalui jalur darat jika dan hanya jika anda berasal dari wilayah propinsi nusa tenggara timur, karena hanya wilayah ini yang berbatasan langsung dengan negara timor leste
- Di dili terdapat pelabuhan laut yang cukup besar, bayak kapal-kapal pengangkut bermuatan yang berlabuh disana, namun penulis belum mengetahui apakah ada kapal penumpang yang memiliki rute indonesia - timor leste.
Ada yang masih bingung tentang berbagi cerita perjalanan ke timot leste? tenang aja artikel ini belum selesai kok. Untuk pergi kesana melalui jalur udara dari jakarta, perjalanan ini akan memakan waktu kurang lebih 5 jam karena harus transit di denpasar sekitar satu jam tiga puluh menit. waktu transit ini terlihat cukup lama, namun ini adalah waktu yang sangat sempit. Bayangkan saja, anda harus turun dari pesawat kemudian antri untuk ambil koper yang ditaruh dibagasi pesawat, kemudian anda harus bergegas pindah terminal penerbangan, dari terminal domestik ke terminal internasional dan itu lokasinya lumayan jauh, lalu harus mengantri lagi untuk cek passport. seakan-akan waktu transit satu setengah jam itu sangat cepat. sungguh melelahkan.
Artikel berbagi cerita perjalanan ke timot leste ini belum selesai, akan saya lanjutkan dikesempatan berikutnya. stay tuned ya..
